Cirus dan Fait: Karolin-Gidot Unggul dari Paslon Lain
Dua lembaga survei menempatkan pasangan Karolin Margret Natasa dan Suryadman Gidot memiliki elektabilitas yang tinggi untuk terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Barat, yang akan dipilih pada 27 Juni 2018.
Kedua lembaga itu yakni Cirus Surveyors Grup (CGS) dan Forum Akademi Informasi Teknologi (Fait). Kedua lembaga ini telah merilis hasil surveinya. Dua-duanya menempatkan Karolin-Gidot sebagai calon yang berpotensi memenangkan pemilihan Gubernur Kalimantan Barat.
Cirus menyebut pasangan Karolin Margret Natasa dan Suryadman Gidot memiliki elektabilitas lebih tinggi dibandingkan pasangan Sutarmidji dan Ria Norsan.
Elektabilitas Karolin-Gidot dalam survei Cirus sebesar 45,3 persen. Selisih elektabilitasnya di kisaran 2,3 persen dengan Midji Norsan yang memiliki angka elektabilitas 43 persen. Sedangkan jumlah pemilih yang memilih Milton Boyman sebanyak 6,13 persen.
“Debat publik jadi momentum penting dalam proses pilkada ini. Debat tersebut memengaruhi persepsi publik terhadap calon pemimpin Kalbar yang akan dipilihnya nanti," kata Direktur CSG, Kadek Dwita Apriani, di Pontianak, Selasa (19/6/18) malam.
Margin of error (MOE) dalam survei ini sebesar 3,2 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Ada beberapa temuan menarik dalam survei ini, di antaranya, pengetahuan publik mengenai pilkada, sebanyak 86 persen pemilih telah mengetahui bahwa pemungutan suara akan dilaksanakan pada 27 Juni 2018.
Sementara Forum Akademisi IT menyebutkan, para pemilih milineal dengan rentang usia antara 17-39 tahun pada Pilkada 2018 di Kalimantan Barat bakal memilih pasangan gubernur dan wakil gubernur Karolin Margret Natasa-Suryadman Gidot dengan angka 60,37 persen.
Direktur Forum Akademisi IT (Fait) Hotland Sitorus dalam jumpa pers Sabtu (16/6/18) malam di Pontianak, memaparkan, persentase tersebut didapat berdasarkan hasil survey Fait dengan tema Persepsi Publik dan Pemilih Milenial Kalimantan Barat.
Pemilih mileneal yang mengarah pada kandidat Sutarmidji-Ria Norsan sebesar 31,17 persen, dan ke Milton-Boyman 5,36 persen.
"Untuk mengukur sejauh mana keberhasilan usaha yang dilakukan para kandidat, tentunya perlu dilakukan suatu cara ilmiah, berupa riset terhadap persepsi dan opini publik dalam bentuk survei," katanya. (tim)
Kedua lembaga itu yakni Cirus Surveyors Grup (CGS) dan Forum Akademi Informasi Teknologi (Fait). Kedua lembaga ini telah merilis hasil surveinya. Dua-duanya menempatkan Karolin-Gidot sebagai calon yang berpotensi memenangkan pemilihan Gubernur Kalimantan Barat.
Cirus menyebut pasangan Karolin Margret Natasa dan Suryadman Gidot memiliki elektabilitas lebih tinggi dibandingkan pasangan Sutarmidji dan Ria Norsan.
Elektabilitas Karolin-Gidot dalam survei Cirus sebesar 45,3 persen. Selisih elektabilitasnya di kisaran 2,3 persen dengan Midji Norsan yang memiliki angka elektabilitas 43 persen. Sedangkan jumlah pemilih yang memilih Milton Boyman sebanyak 6,13 persen.
“Debat publik jadi momentum penting dalam proses pilkada ini. Debat tersebut memengaruhi persepsi publik terhadap calon pemimpin Kalbar yang akan dipilihnya nanti," kata Direktur CSG, Kadek Dwita Apriani, di Pontianak, Selasa (19/6/18) malam.
Margin of error (MOE) dalam survei ini sebesar 3,2 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Ada beberapa temuan menarik dalam survei ini, di antaranya, pengetahuan publik mengenai pilkada, sebanyak 86 persen pemilih telah mengetahui bahwa pemungutan suara akan dilaksanakan pada 27 Juni 2018.
Sementara Forum Akademisi IT menyebutkan, para pemilih milineal dengan rentang usia antara 17-39 tahun pada Pilkada 2018 di Kalimantan Barat bakal memilih pasangan gubernur dan wakil gubernur Karolin Margret Natasa-Suryadman Gidot dengan angka 60,37 persen.
Direktur Forum Akademisi IT (Fait) Hotland Sitorus dalam jumpa pers Sabtu (16/6/18) malam di Pontianak, memaparkan, persentase tersebut didapat berdasarkan hasil survey Fait dengan tema Persepsi Publik dan Pemilih Milenial Kalimantan Barat.
Pemilih mileneal yang mengarah pada kandidat Sutarmidji-Ria Norsan sebesar 31,17 persen, dan ke Milton-Boyman 5,36 persen.
"Untuk mengukur sejauh mana keberhasilan usaha yang dilakukan para kandidat, tentunya perlu dilakukan suatu cara ilmiah, berupa riset terhadap persepsi dan opini publik dalam bentuk survei," katanya. (tim)
No comments