Uskup Suharyo Ajak TNI/Polri di Pontianak Nyanyikan Pujaan Tanah Air
Uskup TNI/Polri, Mgr. I. Suharyo mengajak seluruh anggota
TNI-Polri untuk mengawali menyanyikan lagu puji-pujian tanah air termasuk lagu
kebangsaan, agar tumbuh semangat patriotisme dan cinta tanah air. Pujian dan
pujaan kepada tanah air tercinta Indonesia itu dinilai sebagai langkah yang
tepat untuk menghilangkan sekat-sekat yang ada dalam masyarakat serta mengikis
budaya SARA.
Mgr Suharyo di Pontianak. Foto: Ist |
Hal ini perlu dilakukan mengingat karakteristik yang
menonjol dari bangsa Indonesia terletak pada kemajemukan masyarakatnya. Karakteristik
itu selain sebagai keistimewaan juga sekaligus sebagai ancaman jika tidak
diperlihara semangat satu bangsa.
Demikian ditegaskan Mgr Suharyo dihadapan para peserta Misa
Kudus Oleh Uskup TNI/Polri - Tatap Muka Dalam Kunjungan Pastoral Uskup TNI/Polri
Dengan Umat Katolik Se-Garnizun Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (18/7/18).
Dalam penjelasannya, Mgr. Suharyo mengingatkan, untuk
menjaga, mengelola dan merawat keutuhan nilai dari kemajemukan itu tidaklah
semudah mengucapkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Konflik dan pertikaian tidak
sekali muncul untuk menguji kualitas persatuan dalam kemajemukan yang selama
ini dipeluk erat sebagai identitas bangsa.
Situasi kamtibmas sampai saat ini harus diakui selalu
menjadi topik hangat untuk diperbincangkan. Di tengah situasi negara yang
kurang kondusif saat ini, Indonesia membutuhkan lembaga keamanan yang bertujuan
untuk menjaga bangsa ini dari rongrongan musuh yang memecah belah persatuan
bangsa.
“Pilar utama dalam menjaga keamanan dan pertahanan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah TNI dan POLRI. Solidaritas dan
sinergisitas antara TNI-POLRI dalam upaya merawat keharmonisan adalah inti
kekuatan negara yang berdaulat. Dengan demikian hubungan erat antara TNI dan
Polri merupakan garda terdepan serta kekuatan yang akan mampu menata dan
sekaligus menjaga peradaban antara hubungan masyarakat dengan negaranya. Oleh
karena itu, TNI/Polri perlu dibekali dan
dibina kehidupan kerohaniannya,” ujar Mgr Suharyo.
Mgr. Suharyo, yang juga Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia
(KWI) ini, mengingatkan kembali gagasan
dan permintaan Menhan RI pada waktu itu, Sri Sultan HB IX pada 3 November 1949
agar dibentuk staf yang khusus menangani kebutuhan rohani bagi tentara dan polisi.
Dengan berpedoman pada Dekrit Tahta Suci, kemudian
dibentuklah Keuskupan TNI/POLRI-Ordinariat Militer Indonesia atau
Ordinariatus Castrensis Indonesia (OCI)
pada 25 Desember 1949 dengan mengangkat Mgr. Albertus Soegijapranata SJ sebagai
Vicarius Castrensis (Uskup Militer) pertama Indonesia. Soegijapranata kemudian digantikan, Justinus
Kardinal Darmojuwono Pr dan Julius
Kardinal Darmaatmadja SJ.
Mgr Suharyo, 6 dari kiri. Foto: Ist |
Dijelaskan lebih lanjut, pada 1946 Mgr Soegijapranata
menulis surat kepada Paus, agar Vatikan mengakui kemerdekaan Indonesia dan
kemudian pada 1947, Vatikan mengakui kemerdekaan Indonesia. Ini merupakan tanda
bahwa sejak awal Gereja Katolik Indonesia sangat konsern terhadap kemerdekaan
Indonesia. Hal ini merupakan warisan yang tidak bisa dipungkiri dalam sejarah
dan umat Katolik harus menjadi penjaga
NKRI.
“Oleh karena itu,
saya menitipkan rosario merah putih ini, ketika berdoa Rosario hendaknya
juga mendoakan negara kita tercinta Indonesia dan menyerahkannya kepada Maria,
Bunda Segala Suku. Kita dipilih untuk melayani bangsa dan gereja dalam
pengabdian terbaik yang dilandasi iman Katolik dan dasar Negara Pancasila serta
demi keutuhan dan kedaulatan NKRI yang majemuk, plural dan multikultural ini,”
ujar Mgr Suharyo, yang juga Uskup Agung Keuskupan Agung (KAJ), Jakarta ini.
Sementara Uksup Agung Keuskupan Agung Pontianak, Mgr
Agustinus Agus Pr, menyatakan bahwa dirinya sangat berharap bahwa dalam
pengabdian kepada bangsa dan negara, TNI/Polri harus mengingat sumpahnya,
sumpah setia kepada bangsa dan NKRI, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Oleh
karena itu, dirinya sangat berbahagia dengan kunjungan pastoral Mgr. Suharyo sebagai Uskup TNI/Polri. Dan,
dirinya sepakat bahwa harus ada hubungan yang erat dalam bentuk sinergi antara
TNI dan Polri dalam melaksanakan mengawal serta menjaga NKRI yang majemuk ini.
Terkait dengan keuskupan militer, pastor Bantuan Militer dan
Polisi (PASBANMILPOL) Keuskupan TNI/Polri (Ordinariat Militer Indonesia/OCI)
Rofinus Ronny Neto Wuli mengurai lebih lanjut, pedoman Keuskupan
TNI/POLRI-Ordinariat Militer Indonesia (OCI) dikukuhkan lagi dalam Konstitusi
Apostolik Spirituali Militum Curae oleh
Paus Johanes Paulus II pada 21 April 1986. Ordinariat Militer memiliki tugas
menjalankan karya pastoral spiritual bagi umat Katolik yang berada dalam lingkungan
Militer dan Kepolisian.
Selain itu, kunjungan pastoral Mgr. Suharyo dengan umat
Katolik se-Garnizun Pontianak ini berlangsung selama 3 hari dari tanggal 17-19
Juli 2018. Tatap muka juga dilaksanakan dan dihadiri oleh pimpinan TNI AD, TNI
AL, TNI AU dan Polri setempat. (*/ril)
No comments