Dua Taman Nasional di Kalimantan Barat Jadi Cagar Biosfer
Dua taman nasional di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, dikukuhkan sebagai cagar biosfer baru. Kedua taman nasional itu adalah Betung Kerihun dan Danau Sentarum.
Pengukuhan cagar biosfer itu dilakukan pada sidang ke-30 International Coordinating Council (ICC) Man and Biosphere (MAB) Unesco di Palembang, 25 Juli 2018.
Bupati Kapuas Hulu A.M Nasir membacakan pernyataan sebagai penerima sertifikat cagar biosfer tersebut.
“Ini merupakan bukti komitment Kabupaten Kapuas Hulu menjaga kelestarian alam sehingga mendapatkan dukungan dan pengakuan internasional. Semoga ke depan dengan status baru memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu,” kata Nasir.
Ditetapkannya Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu sebagai Cagar Biosfer bersamaan dengan 23 Cagar Biosfer lainnya dari 19 Negara.
Y Purwanto, Direktur MAB-Indonesia, mengatakan, capaian ini sebagai langkah baik bagi Kabupaten Kapuas Hulu dan kedua taman nasional. Di berharap status ini menjadi “branding baru” meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kualitas hidup dan kondisi lingkungan yang lebih baik.
"Juga mendukung status Kapuas Hulu sebagai Kabupaten Konservasi,” kata Purwanto.
Kabupaten Kapuas Hulu berada di Propinsi Kalimantan Barat, Indonesia, telah ditetapkan sebagai Kabupaten Konservasi pada 2003. Kurang lebih 65 persen arealnya merupakan hutan, baik hutan konservasi, lindung, maupun hutan produksi.
Ratusan ribu penduduk di Kapuas Hulu sangat menggantungkan kehidupannya terhadap kelestarian hutan. Seperti pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) berupa gaharu, madu, maupun potensi satwanya seperti ikan awana, hingga potensi airnya serta wisata.
Status cagar biosfer menegaskan pengakuan dunia internasional, sekaligus penyemangat untuk terus melestarikan dan menjaga lingkungan.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum, Arief Mahmud, berharap, status tersebut akan melestarikan dua taman nasional ini, dan memastikan keharmoniasan hubungan masyarakat setempat dalam pemanfaatannya sesuai sistem zonasi yang ada.
"Keharmonisan ini dapat berdampak baik bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar Taman Nasional,” kata Arief. (*/ril)
Foto: Ist |
Bupati Kapuas Hulu A.M Nasir membacakan pernyataan sebagai penerima sertifikat cagar biosfer tersebut.
“Ini merupakan bukti komitment Kabupaten Kapuas Hulu menjaga kelestarian alam sehingga mendapatkan dukungan dan pengakuan internasional. Semoga ke depan dengan status baru memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu,” kata Nasir.
Ditetapkannya Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu sebagai Cagar Biosfer bersamaan dengan 23 Cagar Biosfer lainnya dari 19 Negara.
Y Purwanto, Direktur MAB-Indonesia, mengatakan, capaian ini sebagai langkah baik bagi Kabupaten Kapuas Hulu dan kedua taman nasional. Di berharap status ini menjadi “branding baru” meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kualitas hidup dan kondisi lingkungan yang lebih baik.
"Juga mendukung status Kapuas Hulu sebagai Kabupaten Konservasi,” kata Purwanto.
Kabupaten Kapuas Hulu berada di Propinsi Kalimantan Barat, Indonesia, telah ditetapkan sebagai Kabupaten Konservasi pada 2003. Kurang lebih 65 persen arealnya merupakan hutan, baik hutan konservasi, lindung, maupun hutan produksi.
Ratusan ribu penduduk di Kapuas Hulu sangat menggantungkan kehidupannya terhadap kelestarian hutan. Seperti pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) berupa gaharu, madu, maupun potensi satwanya seperti ikan awana, hingga potensi airnya serta wisata.
Status cagar biosfer menegaskan pengakuan dunia internasional, sekaligus penyemangat untuk terus melestarikan dan menjaga lingkungan.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum, Arief Mahmud, berharap, status tersebut akan melestarikan dua taman nasional ini, dan memastikan keharmoniasan hubungan masyarakat setempat dalam pemanfaatannya sesuai sistem zonasi yang ada.
"Keharmonisan ini dapat berdampak baik bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar Taman Nasional,” kata Arief. (*/ril)
No comments