VIDEO - Misteri Pulpen di Pertemuan Trump-Kim: Beracun atau Sadap Sidik ...



Sebegitu menariknya peremuan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Singapura, Selasa (12/6/18), sampai seluruh mata dunia seakan mengarah ke dana. Terlebih, ada hal unik ketika Kim dan Trump akan menandatangani kesepakatan
bilateral yang telah mereka buat.

(Anda bisa menonton kompilasi video yang menyertai tulisan ini) 

Seperti dilaporkan CNN Indonesia di bawah judul ’’Adik Kim Jong-un Tukar Pulpen Sebelum Teken di Detik Terakhir”, pulpen yang telah dipersiapkan petugas untuk Kim melakukan tanda tangan ditukar adiknya, Kim Yo-jong sesaat sebelum digunakan sang pemimpin Korut.

Peristiwa ini tampak dari tayangan video yang merekam momen bersejarah itu, di antaranya diunggah oleh wartawan North Korea Tech Martyn Williams  di akun twitternya.
Martyn menulis keterangan video tersebut:
Anyone else spot this? There were two "Donald Trump" signing pens, NK
official came in and shined up the one for Kim, then at the last minute Kim Yo
Jong pulled out her own per to use instead of the one provided. Kim used that
and back it went in her blazer.
(Adakah yang melihat ini? Ada dua pena penandatanganan "Donald Trump", pejabat NK datang dan mempersiakan satu pena untuk Kim, kemudian pada menit terakhir Kim Yo Jong mengeluarkan pena sendiri. Kim menggunakan pena dari adiknya itu dan menyimpannya di sakunya.)
Beberapa warganet merespon postingan Martyn, seperti @kelley2218 yang menulis: The
poison pen trick…
(Taktik pena beracun…)
Juga @Jeremy_Kirk yang menulis: Maybe they don’t want someone to harvest his fingerprints? (Mungkin mereka tidak ingin ada orang yang menyadap sidik jarinya?)
Dalam laporan CNN Indonesia dikisahkan, ketika Trump dan Kim Jong-un masuk ruangan, seorang petugas terlihat mempersiapkan pulpen yang akan digunakan pemimpin Korea untuk menandatangani dokumen. Pulpen itu pun diletakkan rapi dengan posisi batang sejajar kursi yang akan diduduki Kim
Jong-un.
Namun, setibanya Kim di sana dan duduk di kursi yang disiapkan berdampingan dengan Trump, ia belum sempat memegang pulpen tersebut. Pasalnya, adik dari Kim Jong-un, Kim Yo-jong, tiba maju dan mengambil pulpen miliknya dari kantong jasnya.
Kim Yo-jong pun menyerahkan pulpen tersebut. Sementara pulpen yang semula dipersiapkan tampak dibiarkan tergeletak di sisi kanan Kim Jong-un. Saat penandatanganan itu, Kim Yo-jong memang mendampingi kakaknya. Sementara Trump, tampak didampingi Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Dari rekaman video tersebut, tampak pulpen yang semula dipersiapkan untuk Kim Jong-un sebelum ditukar Kim Yo-jong itu terdapat goresan serupa tanda tangan Donald Trump.
Pertemuan Trump dan Kim Jong-un tersebut menandai pertama kalinya dalam sejarah ada pemimpin dari Korut dan AS yang bertatap muka secara langsung.
Pertemuan berbiaya Rp 209 miliar

Kantor Berita CNBC melaporkan, Singapura menjadi tuan rumah pertemuan bersejarah itu dengan anggaran sebesar US$ 15 juta atau Rp 209 miliar. Singapura merupakan satu dari sedikit negara di dunia yang memiliki hubungan dengan Amerika Serikat dan Korea Utara, sehingga ini sebab utama
Singapura dipilih menjadi tuan rumah.

Anggaran yang dikeluarkan oleh Singapura sebagian untuk melayani kebutuhan 2.500 lebih wartawan yang meliput acara tersebut di media centre yang digunakan dalam penyelenggaran balap F1 dan mengerahkan sekitar 300 pejabat publik untuk acara selama tiga hari.

Anggaran Singapura juga digunakan untuk membayar biaya menginap hotel mewah delegasi Korea Utara. Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, mengatakan acara yang digelar ini merupakan investasi bagi perdamaian dunia.

Apa sebenarnya yang dibahas Trump dan Kim, sehingga kabar ini begitu hebohnya?

Pertemuan tingkat tinggi Trump dan Kim telah menarik perhatian luas setelah sepanjang 2017 keduanya saling menghina dan menggertak. Keputusan kedua pemimpin untuk duduk bersama dan mengakhiri ketegangan, semakin menarik perhatian publik.

Seperti dilaporkan Tempo.co, ada lebih dari 2.500 media dari 44 negara, hampir 3.000 wartawan dan 415 kantor berita yang terdaftar untuk meliput pertemuan Trump dan Kim. Dari jumlah tersebut, sebanyak 80 persen adalah media asing atau wartawan yang datang dari luar Singapura.

Empat kesepakatan

Pertemuan itu menghasilkan empat kesepakatan. Poin pertama kesepakatan tersebut adalah Amerika Serikat dan Korea Utara berkomitmen membangun hubungan baru yang sesuai dengan keinginan masyarakat di kedua negara, yakni perdamaian dan kemakmuran.

Kedua, Amerika Serikat dan Korea Utara akan bersama-sama berupaya membangun sebuah hubungan yang langgeng dan mewujudkan stabilitas perdamaian di Semenanjung Korea.

Ketiga, kedua belah pihak sama-sama menegaskan Deklarasi Panmunjom yang dibuat pada 27 April 2018. Lewat deklarasi ini, Korea Utara berkomitmen menuntaskan denuklirisasi Semenanjung Korea.

Keempat, Amerika Serikat dan Korea Utara berkomitmen memulangkan tahanan perang dan orang hilang yang masih berada di Korea Utara, termasuk merepatriasi mereka yang sudah diidentifikasi. (*)

No comments