“Keriang Bandong” Bikin Karolin Ingat Masa Kecil
Karolin
Margret Natasa (36) rupa-rupanya punya kenangan tersendiri dengan ‘’keriang
bandong’’. Kenangan ini dia ungkapkan saat melepas Pawai Keriang Bandong di
Komplek Pasar Global Jl. Tanjung Raya 2, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (6/6/18)
malam.
“Saya jadi
ingat masa kecil saya dulu, sering melihat keriang bandong. Nah, saat ini
ternyata anak-anak sangat menyukainya. Mereka ramai mengikuti pawainya. Ini
sangat positif untuk pelestarian seni dan budaya,” ucap Calon Gubernur
Kalimantan Barat periode 2018-2023 ini.
Apa itu
keriang bandong? Dari asal kata, keriang adalah sebutan local untuk sejenis
serangga yang baru muncul pada malam hari, suka mendekati cahaya, dan
mengeluarkan suara cukup berisik.
Bandong
berarti berbondong-bondong, untuk menjelaskan karakter hewan keriang yang suka berbondong-bondong
mendatangi cahaya yang terang. Inilah sebabnya muncul istilah “keriang bandong’’.
Fenomena
ini diadopsi sebagai bagian dari tradisi masyarakat Kota Pontianak untuk
memeriahkan Bulan Suci Ramadhan. Mereka menyalakan obor dan diletakkan di halaman
rumah. Obornya dibuat dari bambu yang diisi bakan bakar minyak tanah dan diberi
sumbu dari kain.
Sejak lama,
tradisi ini terus diwariskan oleh warga kota ini. Maka tak heran, rumah-rumah
penduduk senantiasa dihiasi cahaya obor di Bulan Ramadhan, sehingga memunculkan
kesan tersendiri.
Warga
antusias menyambut Karolin yang berbusana serba putih. Diiringi music tabuh
rebana, dia memasuki arena acara sambil tak putus menyalami orang-orang yang
menyambutnya. Suasana semakin meriah dengan penyalaan kembang api yang menghiasi
angkasa malam.
Karolin
berpendapat, keriang bandong merupakan warisan pendahulu yang perlu
dilestarikan. Sebab tradisi ini muncul dari olah seni budaya yang bisa menjadi
perekat antarsesama anak bangsa.
“Semoga Ibu
dan Bapak mendapatkan pahala berlimpah di bulan yang suci ini sampai dengan
hari raya, hari kemenngana saat Idul Fitri nanti,” ucapnya. (*)
No comments