Jemari Penenun Kain Songket Menaruh Harapan Masa Depan
KETIKA mengunjungi penenun kain songket di Dusun Keranji,
Desa Tanjung Mekar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Maret lalu, Karolin
Margret Natasa (36) terpesona dengan proses pembuatan kain khas di daerah
tersebut.
Ia pun berdialog dengan kaum perempuan yang sedang menenun.
Banyak hal yang diserap dari dialog singkat itu. Dari dialog itulah, Calon
Gubernur Kalimantan Barat nomor urut dua itu berkomitmen untuk memajukan usaha
mikro kecil dan menengah di daerah ini.
“Industri rumah tangga yang luar biasa. Saya takjub dan
beruntung bisa melihat langsung proses pembuatannya. Kalau diberi perhatian
yang lebih oleh pemerintah, saya yakin usaha tenun songket ini bisa bersaing di
pasar dunia,” kata Karolin.
Kain songket yang dibuat dengan tangan itu sangat indah.
Namun proses untuk menghasilkan selembar kain songket, perlu waktu yang cukup
lama. Seorang pekerja setidaknya menghabiskan waktu 20 hari untuk kain songket
dengan motif yang sederhana.
"Setelah berdialog dengan para wanita dan ibu-ibu yang
menjadi pengerajin songket Sambas selama puluhan tahun, saya semakin
terpesona," ujarnya.
Karolin mengatakan,
di balik selembar kain songket Sambas yang indah, ada kisah perjuangan para
wanita untuk berjuang bagi ekonomi keluarga sekaligus melestarikan budaya.
"Ada jari jemari para ibu yang menaruh harapan masa
depan anak-anak dan keluarganya dalam setiap benang yang ditenun menjadi sebuah
keindahan," ucapnya.
Menurutnya bukan hanya sekedar sebagai penutup tubuh atau
pelengkap pakaian, kain songket Sambas mengandung filosofi budaya yang tinggi.
Yakni masyarakat Sambas yang tekun, ulet dan pekerja keras dalam kesantunan dan
keramahan budaya dan adat istiadat.
Pengalaman melihat langsung proses pembuatan songket
sekaligus memperkuat semangat dan komitmen Karolin untuk mendampingi dan
mengembangkan usaha mikro, kecil, menengah serta industri rumah tangga, sebagai
salah satu pilar ekonomi keluarga di Kalbar.
Ia siap memberikan perhatian serius, mulai dari kemudahan
bahan baku hingga produksi. Termasuk mencarikan akses pemasaran baik offline
maupun online dan permodalan di perbankan, serta pengembangan produk agar dapat
bersaing secara luas.
"Teruslah berjuang wahai perempuan," tutupnya.
(tim)
No comments