Buuum! Karolin Asyik Bermain Meriam Karbit
Langkah kaki perempuan kelahiran Mempawah 36 tahun silam itu
terhenti di satu kelompok meriam karbit Al Fatih. Beberapa pemuda sedang asik
menyiapkan beberapa buah meriam yang terbuat dari batang kelapa yang dipasang berjejer
menghadap keseberang sungai.
Perempuan itu, Calon Gubernur Kalimantan Barat nomor urut dua,
Karolin Margret Natasa segera berbaur bersama masyarakat Kota Pontianak,
menyaksikan festival meriam karbit di tepi Sungai Kapuas. Lokasinya berada di di
Jalan Tanjung Raya 1, Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, Kota
Pontianak Kamis, (14/6/18) malam.
Karolin
mengenakan pakaian gamis dan kerudung berwarna putih, berjalan kaki menyusuri
tepian sungai, sembari
menyapa para pengunjung dan masyarakat sekitar. Dia kemudian dipersilahkan
duduk oleh para pemuda yang merupakan anggota Laskar Pemuda Melayu (LPM) Pontianak.
Mereka larut dalam suasana akrab, berbincang bersama tokoh
masyarakat sekitar. Rona ceria nampak diwajahnya ketika menatap keseberang
sungai. Suasana indah terlihat ketika kembang api bertebaran diangkasa dan
terpantul dipermukaan air sungai. Sesekali bunyi meriam sahut menyahut dari
seberang.
Para pengunjung dan masyarakat sekitar terlihat rebutan ingin
bersalaman dan berphoto bersama Karolin. Seperti biasa calon gubernur perempuan
pertama di Kalimantan Barat itu dengan senyum sumringah melayani keinginan
pengunjung.
Robiatul, seorang pengunjung mengatakan setiap malam takbiran
selalu datang berkunjung melihat atraksi meriam karbit. Kunjungannya kali ini
menjadi special karena dapat bertemu dan sekaligus berphoto bersama Karolin.
"Biasanya lihat di TV, malam ini bisa foto bareng. Nanti
kalau udah jadi Gubernur beda lagi," ucapnya.
Tak hanya menikmati dentuman meriam karbit yang sahut-menyahut, Karolin
juga ingin merasakan sensasi menyulutkan api ke meriam karbit dengan jarak
dekat.
Tanpa ragu Karolin mengangkat obor ditangan kanannya dan
menyulutkan api ke lubang meriam. Buuum!!! Bunyi menggelegar terasa begitu menggetarkan,
bergelombang merambati udara.
Karolin semakin asik bermain dengan meriam-meriam karbit
itu. Tetapi karena masih harus menunggu proses pengisian bahan karbit, Karolin
mengurungkan niatnya dan kembali ke tempat duduknya.
Karolin menuturkan, meski tidak terlahir dari rahim yang sama, namun
rasa memiliki tradisi budaya tetap melekat dihati. Dia mengajak masyarakat
melestarikan meriam karbit sebagai tradisi yang masih eksis di Kota Pontianak
di malam takbiran memperingati Hari Raya Idul Fitri. (*)
No comments